0 com
SEKS BEBAS SEBAGAI WUJUD KENAKALAN REMAJA
OLEH
ANGGALIH
BAYU MUH KAMIM
2013
SMA
N 2NGAGLIK
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa
remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini,
seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam
gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik
di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana dan mudah dipahami misalnya : pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif yang baik atau mengagumkan.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana dan mudah dipahami misalnya : pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif yang baik atau mengagumkan.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
BAB 2 PEMBAHASAN
MASALAH
2.1 Faktor
Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa
disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
- Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri
remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama,
terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan
terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Faktor eksternal:
- Keluarga dan Perceraian
orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada
remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan
anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap
eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
- Teman sebaya yang kurang baik
- Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang
baik.
2.2 Salah satu
bentuk Kenakalan Remaja : Seks Bebas
2.21 Mengenal Seks Lebih dalam
Manusia adalah salah satu makhluk yang dalam meneruskan hidup jenisnya
memerlukan pasangan untuk dapat melakukan regenerasi. Dalam proses regenerasi
ini dikenal dengan sex, yaitu hubungan yang terjalin antara jenis satu dengan
lainnya. Hal ini merupakan kekuatan utama agar generasi manusia tidak punah.
Tetapi karena pengaruh globalisasi yang disalah artikan timbullah budaya baru
yaitu sex bebas, budaya yang tidak sesuai dengan budaya kita.Terutama pada para
remaja tepatnya pada masa metamorfosis dari kanak-kanak menjadi dewasa. Para
ahli pendidikan telah sepakat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13
tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan
dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun
sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Oleh karena itu, sebelum melangkah lebih jauh dan agar lebih memahami apa arti
sebenarnya sex, ada baiknya kita memahami definisi kata “seks” itu sendiri.
Seks memang memiliki definisi yang luas. Namun, jika kita berbicara mengenai
seks secara keseluruhan, maka yang dimaksudkan adalah pendidikan mengenai jenis
kelamin
Definisi seks, dapat dikelompokkan menurut
beberapa dimensi, Di antaranya:
Dimensi Biologis
Berkaitan dengan alat reproduksi. Di
dalamnya termasuk pengetahuan mengenai hormon-hormon, menstruasi, masa subur,
gairah seks, bagaimana menjaga kesehatan dan gangguan seperti PMS (penyakit
menular seksual), dan bagaimana menfungsikannya secara optimal secara biologis.
Dimensi Faal
Mencakup pengetahuan mengenai proses pembuahan,
bagaimana ovum bertemu dengan sperma dan
membentuk zigot dan seterusnya.
Dimensi Psikologis
Seksualitas berkaitan dengan bagaimana
kita menjalankan fungsi kita sebagai mahluk seksual dan
identitas peran jenis. Mengapa pria
dipandang lebih agresif daripada wanita?
Dimensi Medis
Adalah pengetahuan mengenai penyakit yang
di oleh hubungan seks, terjadinnya impotensi, nyeri,
keputihan dan lain sebagainya.
Dimensi Sosial
Seksualitas berkaitan dengan hubungan
interpersonal (hubungan antar sesama manusia). Seringkali,
hambatan interaksi ditimbulkan oleh
kesenjangan peran jenis antara laki-laki dan perempuan. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor budaya dan idola
asuh yang lebih memprioritaskan posisi laki-laki. Anggapan
tersebut harus diluruskan. karena jenis kelamin tidak menentukan mana yang
lebih baik atau berkualitas.
2.22 Pengertian Seks Bebas
Seks merupakan naluri alamiah yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Seks diperlukan untuk
menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies atau suatu kelompok (jenis)
makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup melakukan seks untuk memperoleh
keturunan agar dapat menjaga dan melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan
seks adalah sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan
(bagi manusia).
Hubungan seks yang dilakukan di luar
pernikahan disebut seks bebas (free sex). Hawa nafsu merupakan hal yang sangat
menentukan terjadinya seks bebas. Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang
datang dari barat dan kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa
memfilternya terlebih dahulu.
Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500
remaja sebagai responden)
1. 93,7% pernah
berciuman hingga petting (bercumbu)
2. 62,7% remaja SMP sudah tidak
perawan
3. 21,2% remaja SMA
pernah aborsi
Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100
remaja SMP & SMA Di Samarinda)
56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan
ada yang terang terangan mengaku berhubungan seks dengan pekerja seks.
Survey Synovate Researc
1. 44% mengaku punya pengalaman
seks di usia 16-18 tahun.
2. 16% mengaku pengalaman seks
di dapat di usia 13-15 tahun.
3. Tempat melakukan seks di
rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)
Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia
1. 32% remaja 14 –
18 tahun pernah berhubungan seks
2. 21,2% remaja
putri pernah melakukan aborsi
3. 97% penyebab
remaja melakukan seks yaitu dari internet.
Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang
tabu dikalangan remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar seolah
menjadi trend bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi
yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan anak zaman
sekarang.
2.23 Faktor Adanya Seks Bebas
Seks bebas pada umumnya dilakukan oleh
para remaja. Faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan hubungan seks di
luar nikah, adalah :
Ø Karena mispersepsi terhadap makna pacaran
yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk penyaluran kasih sayang.
Ø Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman
dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
Ø Kematangan biologis yang tida disertai
dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi
hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang
disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja
dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
Factor lain yang menyebabkan orang
melakukan seks bebas:
Ø Kurangnya pemahaman
individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam
Ø kurangnya perhatian
orangtua
Ø merasa bukan anak
gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap ”Gaul”
Ø cueknya masyarakat
akan situasi linkungan
Ø taraf pendidikan sex
bagi remaja yang belum tertata secara benar
Ø terlupakannya
intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat
pengaruh globalisasi.
Adapun tahapan-tahapan yang biasanya
dilakukan oleh seseorang berani melakukan hubungan seks diluar nikah:
1. pegangan tangan
2. ciuman sebatas ciuman di
pipi dan kening
3. ciuman bibir
4. pelukan
5. petting (mulai berani
melepas pakaian bagian atas)
6. meraba bagian yang
sensitive (mulai berani buka-bukaan)
7. melakukan hubungan seks
2.24. Dampak Seks Bebas
Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan
terutama bagi individu yang melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut
dianataranya :
1. Beberapa penyakit
yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit
lainnya.
2.
Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila anda masih kuliah atau sekolah
tentu saja orang tua anda akan sangat kesal kepada anda. Dan anda pun takut
untuk jujur kepada orang tua anda dan pasangan anda, akhirnya anda memutuskan
untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi.
3. Apabila anda menikah di usia
muda, permasalahan yang belum siap anda hadapi akan datang, seperti masalah
keungan, masalah kebiasaan, masalah anak.
4. Nama baik keluarga akan tercoreng
oleh sikap anda. Keluarga anda akan menghadapi masalah yang anda buat apabila
anda mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.
5. Apabila anda hamil dan pasangan
anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang akan anda lakukan?. Akan banyak
pikiran buruk yang akan mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir
tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental atau gila
BAB 3 KESIMPULAN
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya
kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja
harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang
telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya
untuk melakukan point pertama.
- Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga
sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi
remaja.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang
baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana
remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah
terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak
sesuai dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Belajarpsikologi.com
ilmu27.blogspot.com
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
08.31
BERSIKAP KRITIS DITENGAH GLOBALISASI
KEBUDAYAAN
OLEH ANGGALIH BAYU MUH KAMIM
A. PENDAHULUAN
Latar belakang :
Menurut
AYA’S BLOG Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi memiliki banyak penafsiran
dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan
globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana
layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa
globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,
orientasi, dan budaya. Globalisasi meliputi banyak aspek, salah satunya adalah
globalisasi kebudayaan. Ditengah keterbukaan informasi saat ini menyebabkan
arus pertukaran kebudayaan menjadi tanpa hambatan. Ini berakibat kebudayaan
kebudayaan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia justru
menimbulkan kerusakan moral terutama bagi generasi muda. Masalah masalah sosial
seperti pornografi, kekerasan anak, mabuk mabukan adalah sebagian kecil masalah
yang ditimbulkan. Menurut Erik Erikson seorang ahli psikologi
Jerman dalam bukunya Young Man Luther: A Study in Psychoanalysis and History (1958) generasi muda sangat rentan terhadap
pengaruh globalisasi kebudayaan. Sikap keingintahuan seorang remaja yang untuk
menghilangkan rasa keingintahuannya itulah remaja tersebut mengakses informasi.
Tetapi naasnya sikap tersebut tidak diimbangi dengan sikap kritis dan memfilter
informasi yang didapat,agar tidak terkena dampak buruk dari globalisasi
kebudayaan.
Rumusan masalah :
1.
Apakah
dampak negatif dari globalisasi
kebudayaan ?
2.
Apakah
ada dampak positif dari globalisasi kebudayaan ?
3.
Bagaimana
cara menyikapi agar tidak terkena dampak negatif globalisasi kebudayaan ?
B. Dampak negatif dari globalisasi
kebudayaan
Ada beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari globalisasi
kebudayaan, yaitu:
1. Berkurangnya rasa cinta terhadap
budaya asli bangsa Indonesia
Tak dapat dipungkiri Indonesia adalah
negara yang kaya akan budaya terbukti dengan adanya 1208 suku bangsa yang
menetap di Indonesia dengan 746 bahasa daerahnya. Namun dengan adanya
globalisasi kebudayaan menyebabkan budaya-budaya asing bebas masuk ke Indonesia
tanpa adanya hambatan yang berarti. Hal ini menyebabkan warga Indonesia
terutama generasi muda lebih menyukai budaya-budaya asing dibanding budaya asli
Indonesia. Ini terbukti dengan adanya antusias generasi muda terhadap budaya
asing seperti K-POP,Harlem Shake,dll. Jika terus terjadi maka akan mengancam
kelestarian budaya asli Indonesia di masa mendatang.
2. Budaya-budaya asing yang menyimpang
diserap tanpa adanya suatu filterisasi
Di era kemajuan informasi seperti
saat ini kita dapat mengakses informasi
secara mudah dan cepat, salah satunya adalah dengan media internet.
Tetapi sayangnya ada pihak-pihak yang menggunakan internet bukan sebagai mana
mestinya. Mereka menyebarkan video dan film-film pornografi melalui media
internet. Akibatnya sangat berbahaya bagi generasi muda. Generasi muda yang
menonton film tersebut lama kelamaan ketagihan dan berusaha berbuat sesuai
adegan yang ada di film tersebut. Belum lagi di internet akhir-akhir ini
dikembangkan program judi online,sehingga dapat menyebabkan semakin
bertambahnya masalah sosial di negeri ini.
3. Muncul masalah sosial lebih lanjut
akibat tidak adanya filterisasi
Berkembangnya tempat-tempat wisata
sehingga menarik perhatian turis asing adalah kebanggaan tersendiri bagi suatu
daerah. Namun karena munculnya kedatangan turis-turis asing tersebut mulai
berkembanglah hiburan hiburan malam. Dengan munculnya tempat hiburan malam
tersebut dapat menarik perhatian generasi muda yang ada disekitarnya. Generasi
muda itu pun ikut berbaur dengan
turis-turis asing. Akibat berbaur dengan turis asing lama kelamaan mereka
menjadi suka mabuk-mabukan dan suka mengkonsumsi narkoba. Lama kelamaan di
tempat tersebut akan muncul kriminal-kriminal baru sehingga pada akhirnya dapat
menggangu ketertiban masyarakat.
C. Dampak Positif Globalisasi Kebudayaan
Ada beberapa dampak positif yang ditimbulkan dari globalisasi
kebudayaan yaitu :
1. Terjadinya Alih Teknologi
Dengan semakin mudahnya akses pertukaran budaya dan ilmu
pengetahuan antara negara yang satu dengan yang lain menyebabkan negara yang
bersangkutan bisa saling memberikan masukan. Dengan begitu banyak ahli –ahli
yang datang ke Indonesia karena tertarik dengan kebudayaan dan keanekaragaman
kekayaan alam Indonesia. Dengan banyaknya ahli yang datang dari luar negeri itu
kita dapat bertukar pikiran dalam hal ilmu pengetahuan. Sehingga kita dapat
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan keilmuan dari negara lain. Dengan
begitu negara kita bisa memodernisasi teknologi yang ada dengan bantuan dari
ahli-ahli dari luar negeri.
2. Mempererat Hubungan Antar Bangsa
sehingga terbentuklah kerja sama yang saling mengguntungkan
3. Mempercepat Pembangunan Negara yang
Bersangkutan
Dengan adanya kerja sama antar
negara, suatu negara dapat meminjam modal dari negara lain dengan mudah. Yang
dimana modal itu nantinya dapat digunakan dalam pembangunan negara. Selain itu
akibat terjadinya alih teknologi menyebabkan alat-alat produksi dapat
dimodernisasi sehingga pengerjaan proses produksi lebih efisien dan lebih
menguntungkan. Dengan begitu dapat semakin memacu pertumbuhan ekonomi dari
negara yang bersangkutan.
4. Melalui Pertukaran Kebudayaan suatu
negara dapat mempelajari sejarah kenegaraan dari suatu negara, sehingga dengan
begitu negara yang mempelajarinya dapat mengambil hal positif dari sejarah
negara lain. Misalkan
negara Indonesia mempelajari sejarah dari negara X, di negara X pernah terjadi
sistem pemerintahan yang mencerminkan seorang diktator. Bagaimana pemerintah
negara X saat itu tak demokratis dan menyesengsarakan rakyat. Dengan
mempelajari sejarah dari negara X tersebut Indonesia dapat mempelajari
bagaimana kediktatoran bisa terjadi negara X, dengan begitu dapat dicegah agar
peristiwa tersebut agar tidak terjadi di Indonesia.
D. Cara Menyikapi Agar tidak terkena dampak negatif dari
Globalisasi Kebudayaan.
Berikut adalah beberapa cara yang
dapat dilakukan agar terhindar dari dampak negatif globalisasi kebudayaan :
1. Mempertebal keimanan diri
2. Menambah wawasan diri sehingga tidak
asal menyerap budaya bangsa lain
3. Mengetahui budaya apa saja yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
4. Bersikap selektif terhadap isu-isu
yang berkembang
5. Menanamkan sikap nasionalisme yang
tangguh
6. Mengamalkan sila-sila Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari
7. Pemerintah perlu memperketat aturan
hukum yang berlaku
8. Memberikan informasi pada masyarakat
akan ancaman dampak negatif dari globalisasi kebudayaan
Daftar
Pustaka
anakUI.com
duniaessai.com
wikipedia.org
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
08.28
Langganan:
Postingan (Atom)