Liputan6.com, Boyolali : Gunung Merapi yang
terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) meletus. Mengeluarkan asap tebal yang disertai abu
vulkanik hingga ketinggian 2 kilometer atau 2 ribu meter, pagi ini,
sekitar pukul 04.50-06.00 WIB tadi. Hembusan disertai suara gemuruh.
"Gunung
Merapi meletus keluarkan asap 2 km. Letusan ini dipicu oleh gempa
tektonik lokal di bawah tubuh Gunung Merapi. Sebelumnya tidak ada
peningkatan aktivitas Gunung Merapi," kata Kepala Pusat Data Informasi
dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Tipe
letusannya adalah letusan freatik. Kejadian ini mirip dengan letusan
pada 22 Juli 2013 lalu yang tiba-tiba meletus pada pagi hari. Tapi
letusan hari ini lebih besar daripada yang terjadi lalu.
"Status
masih Normal aktif (level I). Saat ini aktivitas gunung pulih kembali.
Sedang dilakukan evaluasi di BBPTKG (Balai Penyelidikan dan
Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)," ujar Sutopo.
Letusan
freatik adalah letusan yang berasal dari dalam lapisan litosfer akibat
meningkatnya tekanan uap air. Mekanisme letusan freatik terjadi apabila
air hujan jatuh ke permukaan tanah dan bersentuhan dengan magma atau
tubuh batuan panas lainnya. Air yang terpanaskan akan terbentuk
akumulasi uap bertekanan tinggi. Tekanan yang terus bertambah akan
menghancurkan lapisan penutupnya.
"Arah angin ke timur dan
tenggara, sehingga terjadi hujan pasir dan abu cukup tebal terjadi di
Boyolali. Hujan abu hingga Kartosuro dan barat Kota Solo. Kesiapsiagaan
masyarakat dan BPBD di sekitar Gunung Merapi yaitu di Boyolali, Klaten,
Sleman dan Magelang cukup tinggi merespons letusan tadi," jelas Sutopo.
Berdasarkan
laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), warga di Desa
Glagaharjo yaitu Dusun Kalitengah Lor, Kaltengah Kidul dan Srunen
sekitar 600 KK sudah berada di titik kumpul di masing-masing dusun.
"Kelompok
penduduk rentan ditempatkan di Balai Desa Glagaharjo, yakni 15 jiwa
balita, lansia 26 jiwa, ibu hamil 8 jiwa, dan disfabel 1 jiwa). Di
Klaten, kondisi masyarakat di wilayah Merapi (KRB 3) Desa Balerante,
Sidorejo, Tegalmulyo, Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten
kondusif dan masyarakat sudah kembali ke rumah masing-masing. Di
Kecamatan Selo, Boyolali, warga berkumpul di titik pengungsian. Kondisi
telah normal kembali," tandas Sutopo. (Riz)