5 GRUP LAWAK PALING TERKENAL
1.SRIMULAT
Srimulat adalah kelompok lawak Indonesia yang didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo di Solo pada tahun 1950.
Nama "Srimulat" sendiri diambil dari nama istri Teguh sendiri pada saat
itu. Dalam perkembangannya kelompok Srimulat kemudian mendirikan
cabang-cabang seperti di Surabaya, Semarang, dan Jakarta.
Srimulat termasuk grup lawak yang cukup lama bertahan meski di tengah
perjalanan karier terjadi banyak menghadapi persoalan dan bongkar
pasang pemain dan hal inilah yang membuat mereka semakin matang. Jika
sebelumnya hanya berpentas di gedung-gedung pertunjukan, setelah
munculnya televisi swasta, masing-masing anggotanya mendadak menjadi selebritis. Grup ini bisa dikatakan merupakan satu-satunya grup lawak Indonesia yang memiliki anggota paling banyak.
Grup ini pertama-tama didirikan oleh R.A. Srimulat
dan Teguh Raharjo dengan nama Gema Malam Srimulat . Pada awalnya Gema
Malam Srimulat adalah kelompok seni keliling yang melakukan pentas dari
satu kota ke kota lain dari Jawa Timur sampai Jawa Tengah. Rombongan seni suara dan tari ini memmulai lawakan pertama mereka pada 30 Agustus 1951 dengan menampilkan tokoh-tokoh dagelan Mataram seperti Wadino (Bandempo), Ranudikromo, Sarpin, Djuki, dan Suparni.
Perpaduan antara pertunjukan musik dan lawak kemudian menjadi suatu
formula khas bagi Gema Malam Srimulat. Kehadiran dagelan Mataram dengan
gaya lawakannya menjadi resep ampuh untuk menarik penggemar. Lawak dan
nyanyi menjadi kesatuan yang tidak bisa dipisahkan lagi. Dengan kekuatan
itulah Gema Malam Srimulat kemudian berpentas dari satu pasar malam ke
pasar malam lainnya, di pelbagai kota di Jawa. Dari satu kerumunan ke
kerumunan massa lainnya.
Era tahun 1960, ketika Srimulat mulai terganggu kesehatan
finansialnya, Teguh yang menemukan penyanyi cilik Yana - yang
menggantikan peran Srimulat sebagai bintang panggung Gema Malam Srimulat
- menelurkan gagasan untuk tampil di panggung secara menetap.
Maka pada Jumat 19 Mei 1961,
grup ini menancapkan kakinya pertama kali di Surabaya, tepatnya di THR
Surabaya. Nama Gema Malam Srimulat pun lalu diubah lebih “komersial”
menjadi Srimulat Review. Dimulailah perjalanan sebuah komunitas kelompok
musik-komedi yang mungkin secara tidak sengaja dan berproses menjadi
sebuah fenomena dan menjadi sebuah subkultur baru.
Ketika banyak pementasan sarat dengan pesan dan kritik sosial
kelompok Srimulat membebaskan diri dari patron tersebut. Srimulat hadir
untuk menghibur dan kelompok ini benar-benar merupakan perwujudan sebuah
subkultur Jawa.
Hal utama yang dijual dalam pementasan mereka selain materi yang lucu
juga kekhasan para pemainnya. Dan itu merupakan syarat mutlak yang
ditekankan oleh Teguh dalam merekrut para calon anggotanya. Ciri khas
yang dimaksud ada beberapa corak di antaranya adalah penampilan, gaya
bicara, dan kalimat-kalimat yang menjadi trade mark seorang pemain. Sebut saja Asmuni dengan kalimat "hil yang mustahal" dan "tunjep poin" (maksudnya to the point) sudah sangat melekat padanya. Atau ketika Timbul yang akan membuat penonton tertawa nyengir tatkala ia mengucapkan "akan tetapi". Pelawak lain seperti Mamiek Prakoso terkenal dengan kalimat "makbedunduk", dan "mak jegagik" (sekonyong-konyong, tiba-tiba). Lain lagi dengan Tarzan yang selalu berpenampilan rapi a la militer. Lelaki berperawakan tinggi besar ini kalau melucu memang jarang ikut tertawa, tidak seperti Nunung. Penonton juga pasti akan langsung mengenali sosok Tessy Kabul dengan dandanan khasnya. Sementara tokoh Pak Bendot akan menjadi lelucon ketika 'disia-sia' oleh lawan mainnya. Untuk Gogon, diluar gaya rambut mohawk-nya, ia mempunyai sikap berdirinya yang khas sambil melipat tangan serta cara duduknya yang selalu melorot.
Penonton sudah hafal satu per satu gaya mereka. Begitu mereka nongol
di panggung sebenarnya kita sudah dapat menebak mulai gaya, intonasi
bicara sampai kosa kata yang hendak diucapkan. Namun lagi-lagi penonton
tetap dibikin tertawa terbahak-bahak. Kemunculan Srimulat di panggung
hiburan atau layar televisi
selalu dinantikan. Tema yang paling sering diangkat dalam pementasan
berpusar pada kehidupan keluarga. Ada majikan (suami dan istri), anak,
dan pembantu. Mulai percintaan hingga cerita berlatar horor selalu dikemas dengan komedi.
Sesekali Srimulat menampilkan bintang tamu (biasanya artis) untuk
melakonkan salah satu peran. Secara umum ciri khas grup Srimulat
terletak pada pemutarbalikan logika, dan kelihaian memperpanjang suatu
bahasan yang disisipi lelucon.Kejayaan Srimulat mulai redup terutama ketika mulai bermunculan
stasiun-stasiun televisi yang menawarkan program-program hiburan yang
tak kalah menarik. Satu per satu personel Srimulat mulai rontok. Pada
tahun 1989,
Teguh membubarkan Srimulat. Dua tahun sebelum dibubarkan serial
Srimulat di TVRI sempat dihentikan. Lama berselan, kerinduan para
personel untuk berkumpul kembali membuncah. Pada tahun 1995, Gogon mengusulkan reuni Srimulat. Pelaksanaan reuni Srimulat terbilang sukses dan tetap menyedot banyak penonton. Stasiun Indosiar pun meminangnya dan Srimulat tampil kembali di layar perak pada tahun 1995-2003. Pada tahun 2004 Srimulat kembali vakum. baru pada tahun 2006 Srimulat kembali mendapat tawaran manggung di Indosiar dalam 36 episode.
Saat ini Srimulat bisa dikatakan jarang tampil di layar kaca ataupun
panggung. Walaupun begitu bukan berarti mereka menghilang, bahkan
sejumlah anggota Srimulat tetap muncul dalam bentuk lain. Dengan kata
lain, Srimulat tidak vakum, tapi masing-masing anggota mempunyai
kesibukan dan jalannya berbeda.
Beberapa anggota Srimulat yang saat ini masih aktif dalam dunia hiburan seperti Polo, Tessy, Tarzan, Nurbuat, Nunung, Mamiek, Eko Londo dan Gogon selain melawak juga sering bermain sinetron dan menjadi bintang iklan. Untuk regenerasi mereka akhirnya sepakat dengan program yang diajukan ANTV berupa Srimulat Cari Bakat (SCB)[1]. Acara audisi bakat yang dipandu oleh ANTV ini dilakukan di empat kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Solo, Bandung, dan Surabaya.Anggota
Tokoh-tokoh yang pernah dan masih menjadi anggota Srimulat antara lain adalah:
- Abimanyu Srimulat
- Asmuni
- Bambang Gentolet
- Bandempo
- Basuki
- Bendot
- Betet
- Blontang
- Darsono
- Didik Mangkuprojo
- Djudjuk Djuariah
- Djuki
- Eko Londo / Eko Handai-Taulan
- Eko Srimulat
- George Sapulete
- Gepeng
- Gogon
- Kadir
- Karjo AC-DC
- Kisbandiyah
- Leysus
- Mamiek Prakoso
- Miarsih
- Misye Arsita
- Nunuk Murdono
- Nunung
- Nurbuat
- Paimo
- Paul
- Pete
- Polo
- Ranudikromo
- Rohana
- Sarpin
- Sigit
- Subur
- Suroto Suroboyo
- Susi Sunaryo
- Sofiah
- Tarzan
- Teguh Srimulat
- Tessy
- Timbul Suhardi
- Topan
- Triman
- Tukul
- Samekta Hadi
- Vera
- Suparni
- Eko DJ
2.OPERA VAN JAVA
Opera Van Java (disingkat OVJ) adalah acara komedi di stasiun televisi Indonesia, Trans 7. Ide acaranya adalah pertunjukkan wayang orang versi modern.[1]
Di OVJ, aktor dan aktris yang mengisi acara diberi aba-aba untuk berimprovisasi tanpa menghafal naskah sebelumnya, dengan panduan seorang dalang.[1][2]
Para "wayang" diperankan oleh beberapa pelawak, seperti Nunung, Azis Gagap, Andre Taulany, dan Sule. Dalang diperankan Parto Patrio.[3] Adapula para pemain musik tradisional lengkap dengan alat musik khas Jawa dan sinden yang menyanyikan lagu pop.[1] Bintang tamu juga kerap ditampilkan pada tiap episodenya.
Lakon-lakon yang dimainkan biasanya tentang cerita rakyat Indonesia yang dimodifikasi, cerita tentang karir seseorang yang terkenal, cerita rekaan, cerita hantu, cerita dari negara lain, atau cerita dari hal-hal yang sedang populer.
Keunikan OVJ adalah lawakan dilakukan dengan improvisasi dan
mengandalkan panduan dalang, namun selalu berantakan karena para pelawak
pasti melenceng dari garis besar yang dibacakan dalang. Kalau sudah
seperti itu, sang dalang sendiri akan turun tangan dengan perasaan kesal
karena diabaikan. Ia akhirnya ikut naik ke panggung dan mengawasi
cerita, seringkali ikut campur atau bahkan malah dipermainkan.
3.PATRIO
Patrio adalah grup lawak Indonesia yang namanya merupakan singkatan dari ketiga anggotanya: Parto, Akri, dan Eko.
Grup ini berdiri pada tanggal berdiri 10 November 1994. Mereka pertama mencapai ketenaran nasional lewat acara televisi Ngelaba di stasiun TPI (kini MNCTV).
Setelah nama mereka populer, masing-masing anggota sering mendapat
pekerjaan untuk manggung sendiri-sendiri. Meski demikian, mereka tetap
berkomitmen untuk Patrio.
Eksistensi mereka juga diwarnai atas keberhasilan trio pengocok perut
ini mempertahankan "Ngelaba" sebagai top program komedi selama 13
tahun. Atas prestasi ini MURI (Museum Rekor Indonesia) memasukkan nama
Patrio dalam buku rekornya.
Pada tahun 2008, grup ini membuat acara komedi terbaru setelah acara Ngelaba yang dipertahankan selama 13 tahun, yaitu Sensasi yang masuk kedalam televisi swasta pada tahun 2008. Sayangnya komedi ini hanya bisa bertahan selama 2 tahun daripada acara Ngelaba yang dipertahankan dengan perbedaan 11 tahun lamanya.
4.BAGITO
Bagito adalah grup lawak dari Indonesia yang terdiri dari Miing (Tb. Dedi Gumelar), Didin (Tb. Didin Pinasti) dan Unang (Hadi Wibowo). Sebelumnya pernah bergabung juga Yanto "Stuck On You".
Berawal dari Radio Suara Kejayaan yang merupakan radio sumber pelawak. Acara pertama yang dilakoni Bagito adalah acara "Konsultan Bingung" tahun 1984. Pelawak lainnya yang juga besar dari radio ini adalah Patrio, Ulfa Dwiyanti, Komeng, dan Taufik Savalas. Dari pengisi acara "Opor Ayam" di radio SK tahun 80-an, Bagito terus menjadi tenar. Bagito kemudian meluncurkan Bagito Show yang ditayangkan oleh RCTI mendapatkan rating yang tinggi dan bertahan lama. Tahun 90-an
adalah masa kejayaan Bagito. Seiring dengan munculmya pelawak-pelawak
baru dan juga keretakan antara anggota (ditandai dengan keluarnya Unang
dari Bagito), ketenaran Bagito mulai menyurut.
5.SOS
SOS adalah grup lawak asal Indonesia yang menjuarai ajang Audisi Pelawak TPI (API) yang diselenggarakan di Televisi Pendidikan Indonesia (sekarang MNCTV) pada tahun 2004. Setelah menjuarai API, SOS membuat suatu program yang bernama Saung SOS pada kisaran 2007. Nama SOS diambil dari nama-nama anggotanya, yaitu Suwarna (Oni), Oding (Ogi), dan Sutisna (Sule).
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
22.27
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar