4 PELAWAK INDONESIA TERLUCU
1.SULE
Entis Sutisna (lahir di Kota Cimahi, Jawa Barat, 15 November 1976; umur 35 tahun)[1] atau lebih dikenal dengan nama Sule adalah pelawak Indonesia. Ia dikenal karena kemampuan membuat lelucon spontan yang responsif dan kreatif.
Sule mulai dikenal setelah memenangkan API 1 (bersama Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin dalam grup lawak SOS) pada tahun 2005 dan Superstar Show. Karirnya semakin meningkat setelah perannya dalam acara Opera Van Java di Trans7 dan sinetron Awas Ada Sule di Global TV.
2.PARTO
Bersama kedua rekan penyiar di Radio SK, Akri dan Eko, mereka mendirikan grup lawak Patrio tanggal 10 Oktober 1994. Patrio mencapai ketenaran nasional lewat acara Ngelaba di stasiun televisi TPI. Setelah nama mereka populer, masing-masing anggota sering mendapat pekerjaan untuk manggung sendiri-sendiri. Meski demikian, mereka tetap berkomitmen untuk Patrio. Selain sering muncul di acara dengan tema lawak, Parto juga pernah mendukung beberapa sinetron komedi, di antaranya sinetron Oke-Oke Bos. Tahun 2009, bermain di sitkom OKB dan Opera Van Java di Trans 7. Di Opera Van Java berperan sebagai dalang, kasus senjata apinya kadang dijadikan lawakan di OVJ dan dia sering diidentikan dengan Ariel Peterpan.
3.SRIMULAT
Srimulat adalah kelompok lawak Indonesia yang didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo di Solo pada tahun 1950. Nama "Srimulat" sendiri diambil dari nama istri Teguh sendiri pada saat itu. Dalam perkembangannya kelompok Srimulat kemudian mendirikan cabang-cabang seperti di Surabaya, Semarang, dan Jakarta.
Hal utama yang dijual dalam pementasan mereka selain materi yang lucu juga kekhasan para pemainnya. Dan itu merupakan syarat mutlak yang ditekankan oleh Teguh dalam merekrut para calon anggotanya. Ciri khas yang dimaksud ada beberapa corak di antaranya adalah penampilan, gaya bicara, dan kalimat-kalimat yang menjadi trade mark seorang pemain. Sebut saja Asmuni dengan kalimat "hil yang mustahal" dan "tunjep poin" (maksudnya to the point) sudah sangat melekat padanya. Atau ketika Timbul yang akan membuat penonton tertawa nyengir tatkala ia mengucapkan "akan tetapi". Pelawak lain seperti Mamiek Prakoso terkenal dengan kalimat "makbedunduk", dan "mak jegagik" (sekonyong-konyong, tiba-tiba). Lain lagi dengan Tarzan yang selalu berpenampilan rapi a la militer. Lelaki berperawakan tinggi besar ini kalau melucu memang jarang ikut tertawa, tidak seperti Nunung. Penonton juga pasti akan langsung mengenali sosok Tessy Kabul dengan dandanan khasnya. Sementara tokoh Pak Bendot akan menjadi lelucon ketika 'disia-sia' oleh lawan mainnya. Untuk Gogon, diluar gaya rambut mohawk-nya, ia mempunyai sikap berdirinya yang khas sambil melipat tangan serta cara duduknya yang selalu melorot.
Penonton sudah hafal satu per satu gaya mereka. Begitu mereka nongol di panggung sebenarnya kita sudah dapat menebak mulai gaya, intonasi bicara sampai kosa kata yang hendak diucapkan. Namun lagi-lagi penonton tetap dibikin tertawa terbahak-bahak. Kemunculan Srimulat di panggung hiburan atau layar televisi selalu dinantikan. Tema yang paling sering diangkat
dalam pementasan berpusar pada kehidupan keluarga. Ada majikan (suami
dan istri), anak, dan pembantu. Mulai percintaan hingga cerita berlatar horor selalu dikemas dengan komedi.
Sesekali Srimulat menampilkan bintang tamu (biasanya artis) untuk
melakonkan salah satu peran. Secara umum ciri khas grup Srimulat
terletak pada pemutarbalikan logika, dan kelihaian memperpanjang suatu
bahasan yang disisipi lelucon.
4.AZIS GAGAP
Azis mengawali karier melawak melalui panggung lenong dari satu kelurahan ke kelurahan lain. Selanjutnya, pada tahun 1999 ia mulai bekerja dengan Bagito dalam acara "Paviliun 21" di TVRI. Azis dengan melawak bersama Bagito berkenalan dengan Patrio.
Sejak tahun 2008 karier Azis mulai menanjak dengan melawak dalam Opera Van Java bersama Parto, Sule, Andre Taulany, dan Nunung. Azis juga berencana merambah dunia menyanyi dengan mengeluarkan album.
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
01.01
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar