Sosialisasi Politik
“ Menuju Generasi Yang Cerdas dan
Konstruktif ”
Oleh Anggalih Bayu MUH Kamim
Proklamasi Kemerdekaan pada 17 agustus 1945 merupakan awal dari dimulainya pembangunan manusia
Indonesia. Dengan adanya proklamasi kita dapat menyatakan bahwa kita telah
terbebas dari belenggu penjajahan.
Namun benarkah kita telah merdeka ?
secara yuridis mungkin kita telah merdeka. Akan tetapi dari
aspek kehidupan yang lain bangsa kita masih terjajah. Meskipun penjajahan itu bersifat
laten namun dampak yang diakibatkannya sangat berbahaya. Setidaknya bangsa kita sampai saat ini masih
dijajah oleh tiga hal yaitu.
Yang pertama bangsa
kita masih dijajah oleh hawa nafsu yang
berlebihan. Banyak individu di
masyarakat kita lebih mengedepankan kepentingan
pribadinya dari pada kepentingan bangsa
dan negaranya. Akibatnya tumbuhlah perilaku hedonis di masyarakat kita. Mereka
lebih senang menikmati kesenangan duniawi daripada memperhatikan
bangsa dan negaranya. Contoh konkret dapat dilihat dari apa yang
terjadi di generasi muda masa kini. Generasi muda masa kini dengan bangganya
merokok di depan umum, dan tak mengganggap kebiasaan merokoknya sebagai suatu permasalahan. Padahal di
sekolah mereka selalu diajarkan akan bahaya dari rokok, namun demi alasan kepuasan dan
solidaritas kelompok mereka akhirnya tetap merokok. Alasan solidaritas sering disalahgunakan oleh generasi muda masa kini untuk berbuat menyimpang.
Solidaritas tidak seharusnya dijadikan alat sebagai pelindung dari kebiasaan jelek mereka.
Mereka seharusnya sadar bahwa apa yang
mereka lakukan itu salah, dan mulai memperbaiki diri mereka sendiri. Hal ini
diperparah dengan sikap acuh tak acuh dari
golongan tua yang cenderung
membiarkan para pemuda tetap merokok. Dengan demikian dapat
menyebabkan mental masyarakat
menjadi bobrok. Sehingga
terjadilah degradasi moral di dalam
masyarakat. Generasi muda yang
diharapkan sebagai calon penerus bangsa, malah justru tidak memiliki perhatian lagi terhadap bangsa dan negara. Kalau
bukan generasi muda, siapa lagi yang
akan meneruskan pembangunan bangsa ini.
Siapa lagi yang akan melanjutkan
perjuangan para pahlawan kalau bukan
generasi muda. Tentunya ini adalah suatu fenomena yang sangat memprihatinkan.
Hal kedua yang masih menjajah bangsa ini adalah
kebodohan. Tidak ada negara maju manapun di dunia ini
yang tidak memperhatikan pendidikan.
Karena sebelum mengejar akselerasi untuk memajukan negara,
mereka terlebih dahulu memperhatikan
tingkat pengetahuan warganya. Artinya
kemajuan suatu negara sangat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan warga negaranya.
Hal ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Indonesia. Generasi muda di Indonesia kurang begitu
mempedulikan pendidikan di sekolah. Mereka lebih senang bermain dengan teman, bermalas-malasan, dan
nonton tv di rumah. Bahkan negara Indonesia dicap sebagai negara yang
generasinya malas belajar. Hal ini
ditunjukan dengan tingkat minat baca di Indonesia yang sangat rendah,
bahkan merupakan negara dengan tingkat
minat baca terendah di seluruh Asia Pasifik. Hal ini mengisyaratkan generasi muda di Indonesia enggan belajar. Ini membuktikan bahwasanya rasa nasionalisme generasi muda telah
luntur. Diperparah lagi dengan
terjadinya globalisasi yang menyebabkan masuknya game online ke Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya game online
menyebabkan generasi muda lebih senang bermain game online daripada
belajar. Seperti kebiasaan merokok,
mereka juga tak menyadari bahwa game online telah merusak mental dan moral
mereka. Bahkan karena terlalu seringnya
bermain game online menyebabkan mereka
menjadi ketagihan. Akhirnya mereka
menghambur-hamburkan uang orang tua hanya untuk bermain game online. Dan ada
juga diantara mereka yang mengambil uang
milik orang tuanya secara diam-diam. Sehingga secara tidak langsung mereka
telah memeras orang tua mereka sendiri.
Tentunya hal ini dapat mendidik anak
untuk berbuat kejahatan.
Contohnya mencuri barang milik orang lain hanya untuk ongkos bermain game
online. Selain itu game online
dapat merubah anak menjadi liar,tak
terkendali, dan sering berkata-kata tidak senonoh. Hal ini terjadi karena
adanya adegan- adegan kekerasan dalam game online. Dengan mental anak yang sudah tak terkendali menyebabkan mereka menjadi emosional, dan
sering terlibat dalam tawuran. Belum
lagi ketika bermain game online mereka
sering bertemu dengan para begundal. Karena terlalu sering bertemu menyebabkan mereka terjebak ke dalam jurang kegelapan. Yaitu diawali dengan ikut merokok, masuk geng,
minum-minuman keras, dan diakhiri dengan narkoba. Tampaknya mereka lebih senang bergaul dengan para begundal daripada belajar. Sehingga menyebabkan timbulnya
keinginan untuk membolos saat
mereka sekolah. Tampaknya game online
merupakan bentuk baru dari pembodohan publik dengan cara merusak generasi
mudanya. Maka marilah mulai saat
ini kita jauhi yang namanya game online.
Hal lain yang menyebabkan
generasi muda terjebak ke dalam
jurang kegelapan pergaulan adalah karena mereka
kurang memfilter diri dalam
bergaul. Mereka asal mencari banyak teman, yang penting di dalam pergaulan itu
mereka dihargai. Ini tak seharusnya dilakukan. Kita dalam bergaul harus bisa
membedakan mana teman yang baik dan akan membawa kita kepada
kemajuan serta mana teman yang dapat menjerumuskan kita ke dalam pergaulan
bebas. Pergaulan bebas merupakan sesuatu
yang sangat berbahaya dan harus dihindari oleh tiap individu. Kita tidak perlu bergaul dengan para anggota
geng. Karena geng adalah salah satu penyakit masyarakat. Para anggota geng
dapat meracuni generasi muda untuk
mengajak mereka menjadi masyarakat yang beringas, tidak manusiawi, dan
kejam. Geng tak seharusnya dipelihara di
dalam suatu masyarakat, karena geng merupakan hama dan menjadi aib dari
masyarakat. Mengapa geng dapat dikatakan
sebagai aib masyarakat? Kita dapat belajar dari apa yang terjadi di kampung
Ambon di Jakarta. Awalnya kampung tersebut adalah kampung yang aman. Namun
pasca berdirinya gangster, dan para
anggota geng mengganggu ketertiban
masyarakat. Menyebabkan Kampung Ambon
dicap sebagai daerah berbahaya
dan tak layak huni. Maka yang namanya geng haruslah dimusnahkan dari muka bumi.
Dan para anggota geng seharusnya sadar bahwa yang mereka lakukan itu salah.
Tetapi jika tidak ada jalan lain masyarakat sebagai mayoritas harus bisa menekan dan
membasmi geng. Pemerintah harus bisa menangkap para pemimpin
geng, sedang anggota geng yang hanya sebagai anak buah dialihkan perhatiannya
dengan memberikan mereka ketrampilan dan
kewirausahaan. Kebodohan
merupakan musuh utama berlangsungnya
pembangunan. Maka oleh sebab itu,
pelayanan pendidikan harus ditingkatkan.
Dan generasi muda seharusnya sadar bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang besar terhadap bangsa
Indonesia.
Hal ketiga yang masih
menjajah Indonesia adalah
rusaknya moral bangsa dan
mulai lunturnya rasa nasionalisme
generasi muda. Generasi muda saat ini
lebih mencintai budaya negara lain daripada mencintai budaya dalam negeri. Hal ini dapat dibuktikan dengan
beberapa hal. Yang pertama adalah dengan
adanya demam korea, dimana generasi muda
lebih mencintai musik-musik bergaya k-pop ala korea. Budaya ini sebenarnya
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Karena sering kali dalam
penampilannya para bintang korea berpenampilan secara vulgar. Yang sampai
membuat para penonton dari Indonesia
berteriak histeris. Ini menyebabkan mereka lebih mencintai
kebudayaan Korea daripada kebudayaan asli Indonesia. Saat mereka
melihat budaya Indonesia mereka
bosan. Tetapi jika yang ditampilkan budaya Korea, dan artisnya pun dari Korea.
Mereka akan berteriak histeris. Hal kedua
dapat dilihat dari menurunnya minat generasi muda dalam mempelajari
sejarah bangsanya. Generasi muda saat ini sudah melupakan sejarah bangsanya,
yang menyebabkan rasa nasionalisme
mereka menurun. Padahal sejarah bangsa adalah pengalaman berharga yang tak ada
duanya. Dan merupakan sarana edukasi
yang bermanfaat. Sejarah dapat digunakan juga dalam memperlancar proses pembangunan. Melalui belajar sejarah kita dapat menghindari segala keselahan yang terjadi di
masa lalu. Namun realitas yang ada saat ini sangat mengkhawatirkan.
Bahkan para pemuda saat ini tidak mengetahui proses
perjuangan menuju Indonesia merdeka.
Mereka tidak berminat untuk mengisi
kemerdekaan. Hal ini dibuktikan dari
keengganan mereka untuk tekun
belajar dan mengabdi pada bangsa dan negara. Untuk itu marilah
mulai saat ini kita bangun bersama negeri kita tercinta ini. Hidup di dunia tak
sekedar untuk mencari kekayaan,kemewahan,
dan pangkat. Hidup juga tak sebatas
membina keluarga. Tetapi kita sebagai manusia
Indonesia mempunyai tanggung jawab yang lebih besar yaitu
mengabdi pada bangsa dan negara.
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
10.57
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar